PIDATO TERAKHIR BUNG KARNO
"JASMERAH atau Jangan Sekali-Kali Melupakan Sejarah" begitulah inti pidato terakhir Presiden Soekarno pada saat peringatan HUT RI ke-21 tanggal 17 Agustus 1966. Kata "Sejarah" sendiri berasal dari
bahasa Arab Asy-Syajaroh yang berarti Pohon. Menurut Ibnu Khaldun, istilah sejarah adalah pengetahuan tentang proses-proses sebagai...
realitas dan sebab musababnya secara mendalam. Sejarah itu baik itu
keberhasilan ataupun kegagalan, baik itu baik ataupun buruk selalu bisa
diambil faedahnya. Yang baik itu bisa dijadikan motivasi sedangkan yang
buruk bisa dijadikan evaluasi agar generasi kedepannya tidak salah
jalan. Presiden Soekarno berkata, "besarnya sebuah bangsa ditentukan
bagaimana kita menghargai sejarah pada masa lalu."
Pada masa lalu tentu saja Nusantara ini adalah bangsa yang besar. Siapa yang bisa memungkiri kalau sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit yang begitu kokoh dan disegani oleh bangsa dari belahan bumi manapun adalah motivasi yang sangat brilian untuk kemajuan bangsa ini selanjutnya? Kalau dulu bisa menjadi Garuda yang perkasa, kenapa sekarang jadi memble seperti kambing yang hendak dikurban?
Semua itu karena mental bobrok dari bangsa ini. Mental sebagai bangsa yang terjajah, bukan mental sebagai bangsa yang merdeka. Media televisi sebagai satu-satunya mendium untuk pendidikan mental masyarakat menengah kebawah nyatanya sedang dijajah oleh kapitalis asing dari negeri bawang Bombay. Lucu sekali melihat Rhoma Irama dan komplotannya yang berjiwa Orde Baru menghasut sana ini menentang Ahok yang kewarganegaraannya sangat jelas sebagai Cawagub DKI, sementara di depan mata mereka para penjajah "Bombay" yang kewarganegaraan dan nasionalismenya tidak jelas telah merusak mental bangsa, tidak terkecuali dari Sabang sampai Merauke. Tidak tanggung-tanggung, demi menjaga pundi-pundi rupiah agar tetap mengalir ke kantong mereka, semua masyarakat ditipu dan dibodohi dengan sinetron-sinetron tidak mendidik sampai sinetron yang jelas-jelas merusak sejarah. Dalam hatinya mereka paling begini, "Bodoh amat mau merusak sejarah, toh yang rusak sejarah Indonesia, bukan sejarah negara gue. Yang penting masih ada orang goblok yang bisa dikibulin!"
Sinetron paling hancur di abad ini apalagi kalau bukan Tutur Tinular Versi 2011. Kalau ada yang bisa membuktikan ada sinetron Indonesia yang lebih busuk dari Tutur Tinular Versi 2011, silahkan inbox saya. Nanti saya kasih pulsa gratis. (haha adminnya lagi bercanda :D)
Yang jadi pertanyaan, kenapa sinetron yang begitu busuk dan menjijikkan (pinjam istilah Chef Juna) begini masih bisa tayang. Itu karena masih ada orang bodoh yang mau menontonnya. "Lumayan dari pada gak bisa nonton Batman dan Joker di film The Dark Knight Rises yang asli, kan masih ada Batman dan Joker sampah di TV ikan," begitu kata-kata seorang pemulung daerah Mampang yang otaknya sedikit terganggu.
Tutur Tinular adalah judul Sandiwara Radio dan Novel karya S. Tidjab yang mengisahkan tentang runtuhnya Singhasari dan berdirinya Majapahit yang merupakan kerajaan TERBESAR di Nusantara. Tutur Tinular berarti "nasehat yang ditularkan". Ada banyak sekali peristiwa sejarah yang bisa menjadi motivasi untuk kebangkitan bangsa ini yang bisa diekstrak dari Tutur Tinular. Kita seharusnya merasa terhina, terjajah, terinjak-injak harga dirinya apabila ada orang asing yang seenaknya datang ke Indonesia dan merusak Tutur Tinular. Itu berarti mereka telah merusak sejarah Indonesia dan menghina Pancasila. Mereka telah menjajah sejarah kita dan menanamkan mental goblok dan plagiat kepada masyarakat Indonesia yang masih terkungkung oleh kebodohan.
Sebagai bangsa yang punya harga diri kita seharusnya mengutuk keras tindakan para kapitalis asing yang telah mengaburkan sejarah negeri ini.
Pada masa lalu tentu saja Nusantara ini adalah bangsa yang besar. Siapa yang bisa memungkiri kalau sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit yang begitu kokoh dan disegani oleh bangsa dari belahan bumi manapun adalah motivasi yang sangat brilian untuk kemajuan bangsa ini selanjutnya? Kalau dulu bisa menjadi Garuda yang perkasa, kenapa sekarang jadi memble seperti kambing yang hendak dikurban?
Semua itu karena mental bobrok dari bangsa ini. Mental sebagai bangsa yang terjajah, bukan mental sebagai bangsa yang merdeka. Media televisi sebagai satu-satunya mendium untuk pendidikan mental masyarakat menengah kebawah nyatanya sedang dijajah oleh kapitalis asing dari negeri bawang Bombay. Lucu sekali melihat Rhoma Irama dan komplotannya yang berjiwa Orde Baru menghasut sana ini menentang Ahok yang kewarganegaraannya sangat jelas sebagai Cawagub DKI, sementara di depan mata mereka para penjajah "Bombay" yang kewarganegaraan dan nasionalismenya tidak jelas telah merusak mental bangsa, tidak terkecuali dari Sabang sampai Merauke. Tidak tanggung-tanggung, demi menjaga pundi-pundi rupiah agar tetap mengalir ke kantong mereka, semua masyarakat ditipu dan dibodohi dengan sinetron-sinetron tidak mendidik sampai sinetron yang jelas-jelas merusak sejarah. Dalam hatinya mereka paling begini, "Bodoh amat mau merusak sejarah, toh yang rusak sejarah Indonesia, bukan sejarah negara gue. Yang penting masih ada orang goblok yang bisa dikibulin!"
Sinetron paling hancur di abad ini apalagi kalau bukan Tutur Tinular Versi 2011. Kalau ada yang bisa membuktikan ada sinetron Indonesia yang lebih busuk dari Tutur Tinular Versi 2011, silahkan inbox saya. Nanti saya kasih pulsa gratis. (haha adminnya lagi bercanda :D)
Yang jadi pertanyaan, kenapa sinetron yang begitu busuk dan menjijikkan (pinjam istilah Chef Juna) begini masih bisa tayang. Itu karena masih ada orang bodoh yang mau menontonnya. "Lumayan dari pada gak bisa nonton Batman dan Joker di film The Dark Knight Rises yang asli, kan masih ada Batman dan Joker sampah di TV ikan," begitu kata-kata seorang pemulung daerah Mampang yang otaknya sedikit terganggu.
Tutur Tinular adalah judul Sandiwara Radio dan Novel karya S. Tidjab yang mengisahkan tentang runtuhnya Singhasari dan berdirinya Majapahit yang merupakan kerajaan TERBESAR di Nusantara. Tutur Tinular berarti "nasehat yang ditularkan". Ada banyak sekali peristiwa sejarah yang bisa menjadi motivasi untuk kebangkitan bangsa ini yang bisa diekstrak dari Tutur Tinular. Kita seharusnya merasa terhina, terjajah, terinjak-injak harga dirinya apabila ada orang asing yang seenaknya datang ke Indonesia dan merusak Tutur Tinular. Itu berarti mereka telah merusak sejarah Indonesia dan menghina Pancasila. Mereka telah menjajah sejarah kita dan menanamkan mental goblok dan plagiat kepada masyarakat Indonesia yang masih terkungkung oleh kebodohan.
Sebagai bangsa yang punya harga diri kita seharusnya mengutuk keras tindakan para kapitalis asing yang telah mengaburkan sejarah negeri ini.
sumber: facebook.com/Tutur.Tinular.Versi.2012
0 komentar:
Posting Komentar