Sabtu, 22 Maret 2014

Keajaiban telur Unta

Tubuh yang kurang bergerak akan lebih mudah terserang peyakit. Seperti yang dialami Raja Harun Arrasyid. Ia mengalami sakit aneh karena tubuhnya terlalu banyak duduk dan tidur. Agar bisa sembuh, Abu Nawas kemudian menyarankan kepada rajanya utuk mengonsumsi telur unta.

Suatu ketika Raja Harun Arrasyid terkena penyakit aneh. Tubuh Raja Harun terasa pegal, kaku, badannya panas, dan susah untuk bergerak. Penyakit itu semakin bertambah parah karena Raja Harun juga tidak mau makan. Sudah banyak tabib yang didatangkan untuk menyembuhkan Raja, akan tetpi tak sembuh juga. Kerajaan pun akhirnya membuka sayembara kepada siapa saja yang menyembuhkan penyakit Raja, maka akan mendapatkan hadiah.

Kabar sayembara itu terdengar oleh Abu Nawas dan Ia pun tertarik dengan sayembara itu. Tidak lama kemudian si Abu Nawas memutar otak dan pergi ke istana Raja Harun Arrasyid.
Meski awalnya sang raja sempat ragu dengan kemampuannya, pada akhirnya Abu Nawas bisa meyakinkan raja itu. dalam sekejap, Abu Nawas tahu jenis penyakit yang diderita rajanya. ia berkata,
"Maaf baginda, kalau penyakit itu gampang sekali obatnya."
"Benarkah, apa nama obatnya dan dimana aku bisa mendapatkannya?" tanya Raja Harun dengan penasaran.
"Obat itu adalah telur unta dan Baginda bisa mendapatnya di Kota Baghdad ini, tapin syaratnya Baginda harus mencarinya sendiri," jawab Abu Nawas meyakinkan.

Sakit Aneh

Mendengar kata-kata Abu Nawas, sang raja merasa bersemangat dan ingin mendapatkan telur unta itu. Keesokan harinya Raja Harun berangkat dengan pengawalnya. Dia menyamar menjadi rakyat biasa karena tidak ingin diketahui bahwa dia seorang raja. Raja pergi ke pasar-pasar sekitar Baghdad, tetapi belum menemukan telur unta. Raja tidak mau menyerah dan mencarinya ke rumah-rumah warga, tetapi dia belum menemukan juga. Dengan penuh semangat, Raja Harun Arrasyid tidak peduli jarak yang telah ditempuhnya, sekalipun pengawalnya kelelahan.

Beberapa saat kemudian, Raja Harun melihat seorang kakek yang membawa ranting. Raja menghampirinya karena kasihan pada kondisi kakek yang telah renta. Raja kemudian menawarkan jasa untuk membantu membawakan kayu-kayu itu. Sang kakek menyetujuinya, maka dibawalah Baginda Raja Harun memikul kayu-kayu itu hingga sampai  di rumah sang kakek.
"Terimakasih nak, " ujar kakek yang tidak taahu bahwa itu adalah rajanya sendiri.
"Sama-sama kek. oh iya apakah kakek memiliki telur unta?" tanya Raja Harun.

Sejurus kemudian, sang kakek langsung tertawa sampai terbahak-bahak sambil mengatakan,
"Hahaha didunia ini mana ada telur unta, setiap hewan yang mempunyai melahirkan itu melahirkan bukan bertelur," jelasnya.

Mendengar penjelasan kakek tersebut, Raja Harun dan pengawalnya tersentak kaget.
"Benar juga, mana ada telur unta, unta kan binatang melahirkan bukan bertelur," gumam Raja Harun.


Raja Harun kemudian kembali ke istana dengan hati dongkol. Keesokan harinya sang raja memanggil Abu Nawas. beberapa saat kemudian Abu Nawas datang ke istana. Tanpa basa-basi, sang raja langsung memarahinya.

"Hai Abu Nawas beraninya kau membohongiku, mana ada unta bertelur?" tegas Raja Harun.
"Anda benar Baginda, tapi bagaimana kondisi tubuh Baginda hari ini?" tanya Abu Nawas.
"Aku merasa tubuhku tidak merasakan pegal dan sakit seperti kemarin," jawabnya.

Sang raja pun terdiam sejenak dan menyadari bahwa kata Abu Nawas itu ada hikmahnya juga.

"Aku sangat senang karena perjalananku yang sangat jauh kemarin telah membuat tubuhku yang tadinya jarang bergerak menjadi bergerak dan membuat peredaran darahku yang tadinya membeku menjadi lancar kembali. terima kasih Abu Nawas," kata Raja Haerun sambil mengurungkan niatnya untuk menghukum Abu Nawas. Malah sebagai imbalan, Raja Harun pun memberikan hadiah.

"Benar tuan, tubuh yang tidak dibiasakan gerak akan membuat darah membeku dan menjadi penyakiit, maka dari itu Tuan, rajin-rajinlah bergerak." jawab Abu Nawas.

(dikutip dari Majalah Hikmah)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kedudukan Pelajar

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ فِي سَبِيلِ ...