Kamis, 27 Maret 2014

Menang sayembara berburu

Abu Nawas tidak pernah kehabisan akal untuk mengalahkan lawan-lawannya. Begitu pula saat ditantang dalam sayembara berburu. Abu Nawas  mampu untuk memenangkan sayembara yang berhadiah emas tersebut.



Pada suatu hari yang cerah, Raja Harun Arrasyid dikejutkan oleh kedatangan Abu Jahil salah satu pengawal kerajaan yang dikenal tangkas berburu. 

"Baginda, baginda, hamba mau mengusulkan sesuatu," kata Abu Jahil.
" Apa usulan itu wahai Abu Jahil?" tanya Raja.
"Bagaimana kalau kita mengadakan sayembara berburu? hamba ingin beradu ketangkasan dengan Abu Nawas. Nanti pemenangnya akan mendapatkan sepundi uang emas. kalau kalah, hukumnya adalah dengan memandikan kuda-kuda istana selama satu bulan," tutur Abu Jahil meyakinkan sang Raja.
Lantas Raja pun kemudian menyetujui usulan Abu Jahil tersebut. Hitung-hitung sayembara itu akan memberikan hiburan kepadanya.

Lomba berburu

Maka, di panggilah Abu Nawas untuk menghadap. Setelah menghadap Raja Harun, Abu Nawas pun diberi petunjuk panjang lebar. Mulanya Abu Nawas menolak sayembara tersebut karena ia tahu bahwa semua ini adalah siasat dari Abu Jahil yang ingin menyingkirkan Abu Nawas dari istana. Tapi baginda Raja  Harun memaksa dan Abu Nawas tidak bisa menolak.
Selain itu, Abu Nawas juga merasa bahwa sebagai pejabat istana, Abu Jahil pasti mengerahkan semua anak buahnya untuk menyumbang seekor binatang buruannya di hutan nanti.
Namun karena kecerdikannya, Abu Nawas tetap tersenyum riang menghadapi tantangan tersebut. Akhirnya, Baginda menggiring mereka ke tengah alun-alun istana. Raja dan seluruh rakyat menunggu, siapa yang akan menjadi pemenang.

Terompet tanda mulai adu ketangkasan pun ditiup. Abu Jahil segera memacu kudanya secepat kilat menuju hutan. Anehnya Abu Nawas justru sebaliknya, dia dengan santainya menaiki kudanya sehingga para penonton banyak yang berteriak.

Ribuan semut

Menjelang sore hari, tampaklah kuda Abu Jahil memasuki pintu gerbang istana. Ia pun mendapat tepuk tangan dari rakyat yang menyaksikannya. Di sisi kanan dan kiri kuda Abu Jahil, tampak puluhan hewan yang mati terpanah. Abu Jahil dengan senyum bangga memperlihatkan binatang buruannya di tengah lapangan. 
Tidak lama kemudian, terdengar suara kaki kuda Abu Nawas. semua orang menertawakan karena Abu Nawas tak membawa satu pun binatang buruan di kudanya. meski demikian, Abu Nawas tidak tampak gusar sama sekali.

Sesampainya si tempat, Baginda Raja menyuruh kepada dua orang itu maju ke tengah lapangan dan menghitung jumlah binatang buruan yang didapatkan. Para pengawal pun mulai menghitung hasil buruan dari Abu Jahil.

"Tiga puluh lima ekor kelinci, ditambah lima ekor rusa, dan dua ekor babi hutan," kata salah satu pengawal.
"Kalau begitu akulah pemenangnya karena Abu Nawas tak membawa seekor binatang pun," teriak Abu Jahil penuh percaya diri.
"Tenang-tenang, aku membawa ribuan binatang. jelaslah aku pemenangnya. Menurut aturan lomba semua jenis binatang boleh ditangkap, yang penting jumlahnya," kata Abu Nawas sambil membuka bambu kuning yang telah diisi dengan ribuan semut merah.

"Jumlahnya sangat banyak Baginda, mungkin ribuan, kami tidak sanggup menghitungnya lagi," kata pengawal kerajaan yang menghitung jumlah semut itu.

Melihat kenyataan itu, Abu Jahil tiba-tiba pingsan. Baginda Raja tertawa terpingkal-pingkal dan langsung memberi hadiah kepada Abu Nawas. hahaha

(Dikutip dari Majalah Hikmah)


Sabtu, 22 Maret 2014

Keajaiban telur Unta

Tubuh yang kurang bergerak akan lebih mudah terserang peyakit. Seperti yang dialami Raja Harun Arrasyid. Ia mengalami sakit aneh karena tubuhnya terlalu banyak duduk dan tidur. Agar bisa sembuh, Abu Nawas kemudian menyarankan kepada rajanya utuk mengonsumsi telur unta.

Suatu ketika Raja Harun Arrasyid terkena penyakit aneh. Tubuh Raja Harun terasa pegal, kaku, badannya panas, dan susah untuk bergerak. Penyakit itu semakin bertambah parah karena Raja Harun juga tidak mau makan. Sudah banyak tabib yang didatangkan untuk menyembuhkan Raja, akan tetpi tak sembuh juga. Kerajaan pun akhirnya membuka sayembara kepada siapa saja yang menyembuhkan penyakit Raja, maka akan mendapatkan hadiah.

Kabar sayembara itu terdengar oleh Abu Nawas dan Ia pun tertarik dengan sayembara itu. Tidak lama kemudian si Abu Nawas memutar otak dan pergi ke istana Raja Harun Arrasyid.
Meski awalnya sang raja sempat ragu dengan kemampuannya, pada akhirnya Abu Nawas bisa meyakinkan raja itu. dalam sekejap, Abu Nawas tahu jenis penyakit yang diderita rajanya. ia berkata,
"Maaf baginda, kalau penyakit itu gampang sekali obatnya."
"Benarkah, apa nama obatnya dan dimana aku bisa mendapatkannya?" tanya Raja Harun dengan penasaran.
"Obat itu adalah telur unta dan Baginda bisa mendapatnya di Kota Baghdad ini, tapin syaratnya Baginda harus mencarinya sendiri," jawab Abu Nawas meyakinkan.

Sakit Aneh

Mendengar kata-kata Abu Nawas, sang raja merasa bersemangat dan ingin mendapatkan telur unta itu. Keesokan harinya Raja Harun berangkat dengan pengawalnya. Dia menyamar menjadi rakyat biasa karena tidak ingin diketahui bahwa dia seorang raja. Raja pergi ke pasar-pasar sekitar Baghdad, tetapi belum menemukan telur unta. Raja tidak mau menyerah dan mencarinya ke rumah-rumah warga, tetapi dia belum menemukan juga. Dengan penuh semangat, Raja Harun Arrasyid tidak peduli jarak yang telah ditempuhnya, sekalipun pengawalnya kelelahan.

Beberapa saat kemudian, Raja Harun melihat seorang kakek yang membawa ranting. Raja menghampirinya karena kasihan pada kondisi kakek yang telah renta. Raja kemudian menawarkan jasa untuk membantu membawakan kayu-kayu itu. Sang kakek menyetujuinya, maka dibawalah Baginda Raja Harun memikul kayu-kayu itu hingga sampai  di rumah sang kakek.
"Terimakasih nak, " ujar kakek yang tidak taahu bahwa itu adalah rajanya sendiri.
"Sama-sama kek. oh iya apakah kakek memiliki telur unta?" tanya Raja Harun.

Sejurus kemudian, sang kakek langsung tertawa sampai terbahak-bahak sambil mengatakan,
"Hahaha didunia ini mana ada telur unta, setiap hewan yang mempunyai melahirkan itu melahirkan bukan bertelur," jelasnya.

Mendengar penjelasan kakek tersebut, Raja Harun dan pengawalnya tersentak kaget.
"Benar juga, mana ada telur unta, unta kan binatang melahirkan bukan bertelur," gumam Raja Harun.


Raja Harun kemudian kembali ke istana dengan hati dongkol. Keesokan harinya sang raja memanggil Abu Nawas. beberapa saat kemudian Abu Nawas datang ke istana. Tanpa basa-basi, sang raja langsung memarahinya.

"Hai Abu Nawas beraninya kau membohongiku, mana ada unta bertelur?" tegas Raja Harun.
"Anda benar Baginda, tapi bagaimana kondisi tubuh Baginda hari ini?" tanya Abu Nawas.
"Aku merasa tubuhku tidak merasakan pegal dan sakit seperti kemarin," jawabnya.

Sang raja pun terdiam sejenak dan menyadari bahwa kata Abu Nawas itu ada hikmahnya juga.

"Aku sangat senang karena perjalananku yang sangat jauh kemarin telah membuat tubuhku yang tadinya jarang bergerak menjadi bergerak dan membuat peredaran darahku yang tadinya membeku menjadi lancar kembali. terima kasih Abu Nawas," kata Raja Haerun sambil mengurungkan niatnya untuk menghukum Abu Nawas. Malah sebagai imbalan, Raja Harun pun memberikan hadiah.

"Benar tuan, tubuh yang tidak dibiasakan gerak akan membuat darah membeku dan menjadi penyakiit, maka dari itu Tuan, rajin-rajinlah bergerak." jawab Abu Nawas.

(dikutip dari Majalah Hikmah)