Rabu, 07 Agustus 2013

AKHLAK NABI MENJAMU TAMU




Sudah menjadi tradisi bahwa ketika datang Hari Raya Idul Fitri, semua umat islam berduyun-duyun berkunjung ke handai taulan, keluarga, dan teman. Islam mengajarkan  kita agar berusaha menyambut tamu dengan baik. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW,
"Barang siapa memberi makan saudaranya hingga kenyang dan memberinya minum hingga segar, maka Allah menjauhkannya dari neraka dengan tujuh parit yang antara dua parit itu perjalanan lima ratus tahun," (HR Thabrani).
 Kalau begitu, bagaimana caranya menjamu tamu? berikut nasehat Rasulullah SAW:

Berilah Makanan

Dalam hadis ditegaskan, "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya," (Muttafaq Alalih).
Bahkan, ketika Rasul tidak mempunyai apa-apa untuk disajikan, beliau rela meminjam untuk memberi sajian  kepada tamunya.
Abu Rafi' maula (bekas budak), Rasulullah berkata bahwasannya singgah seorang tamu kepada Rasulullah SAW, maka beliau bersabda,
 "Katakanlah kepada Fulan, seorang Yahudi, 'Seorang tamu singgah padaku, maka pinjamkan saya sesuatu dari tepung (gandum) sampai bulan Rajab".
Lalu orang Yahudi itu berkata,
"Demi Allah, saya tidak meminjamkan beliau kecuali dengan jaminan." Lalu saya  memberitahukannya maka beliau bersabda,
 "Demi Allah aku adalah orang yang dipercaya di langit, orang yang dipercaya di bumi.  Dan seandainya ia meminjam kan aku niscaya aku akan menunaikannya. Bawalah baju besi ku dan gadaikan disisinya!" HR Ishaq bin Rawahih)

Dipercepat

Salah satu bentuk memuliakan tamu adalah menyajikan makanan secepat mungkin. Seperti nasehat Rasulullah melalui sebuah hadis,
"Barang siapa  beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hedaklah ia memuliakan tamunya."

Jika kita memberi makan tamu, berikan makanan yang terbaik dan lezat  yang kita punya, setidaknya tidak lebih buruk dari yang kita  makan.

Dahulukan Buah

Lalu, menu apa yang kita dahulukan untuk tamu kita? Menu yang sebaiknya didahulukan untuk tamu adalah buah, jika memang kita memilikinya.
Disebutkan dalam Al-Qur'an, "Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih," (QS Al-Waqi'ah (56):20)

Imam Ghazali menjelaskan, urutan itu lebih tepat karena buah-buahan itu cepat diproses oleh pencernaan

Sajikan Daging

Setelah buah-buahan, maka boleh menyajikan daging dan roti dicampur kuah.
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Keutamaan  Aisyah atas wanita-wanita lain adalah seperti keutamaan roti campur kuah daging (tsarid) atas seluruh makanan," (HR Tirmidzi)

Menyajikan yang paling halus sehingga orang dapat menyempurnakannya dan tidak memperbanyak makan sesudahnya.

Jangan Buru-buru

Ketika tamu baru saja menyelesaikan makannya, jangan buru-buru diambil piringnya.
Tunggu dulu beberapa saat, setidaknya menunggu tamu mengankat tangannya dari makanan tersebut.

Semua Ke bagi an

Jika tamu kita banyak jangan sampai ada salah satu yang tidak ke bagi an. Tapi, yang juga jangan terlalu berlebihan. Ibnu Mas'ud berkata:
" Kami dilarang untuk memperkenankan undangan orang yang bermegah-megahan dengan makanannya."

Oleh karena itu, tidak pernah kelebihan makanan itu diangkat dari hadapan Rasulullah SAW karena mereka tidak menyajikan kecuali menurut kadar kebutuhan padahal mereka makan dengan tidak terlalu kenyang.

Wallahua'lam bisshawab.

Sumber:
Majalah Hikmah.

Jumat, 02 Agustus 2013

10 SETAN YANG DIRANTAI DI BULAN RAMADHAN

Diriwayatkan oleh Bukhari, no1899. Muslim, no. 1079, dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Apabila bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu."

Para Ulama berbeda (pendapat) mengenai makna di belenggu nya setan-setan pada bulan Ramadhan, menjadi beberapa pendapat:

     Al-Hafidz Ibnu Hajar  seraya menukil dari Al-Hulaimy: " Kemungkinan maksudnya adalah para setan  tidak bersungguh-sungguh menggoda kaum muslimin, sebagaimana yang mereka lakukan dibulan lainnya, karena kesibukan (manusia beribadah). (Atau) yang dimaksud para setan (yang dibelenggu) adalah sebagian dari mereka, yaitu dari jenis pembangkang di antara mereka, (atau yang dimaksud) dibelenggu adalah dibelenggu dengan puasa yang berfungsi menekan dorongan syahwat, atau dengan bacaan Al-Quran dan Dzikir.

  Yang lainnya (selain Al-Hulaimy) berkata, maksud dibelenggu adalah diikat dengan rantai.
Iyadh berkata: Ada kemungkinan maknanya sesuai dzahir dan hakikatnya. Yaitu sebagai tanda bagi para malaikat akan masuknya bulan Ramadhan, agar mereka mengagungkan kesuciannya dan melarang para setan menganggu kaum beriman. Kemungkinan juga (maknanya) sebagai simbol banyaknya pahala dan pengampunan. Dan berkurangnya gangguan setan, sehingga seakan-akan mereka dibelenggu.
 Dia berkata, yang menguatkan kemungkinan kedua ini adalah ungkapan dalam riwayat
 Yunus dari Ibnu Syihab dalam riwayat Muslim, (yaitu ungkapan) 'Pintu-pintu rahmat dibuka.' Dia juga berkata bahwa (makna) dibelenggunya setan adalah simbol dilemahakan nya (setan) dalam menggoda dan menghias syahwat.

Zin bin Munayyir berkata, 'Pendapat pertama (makna dibelenggu secara dzahir) lebih tepat. Lafadz ini tidak perlu dialihkan dari dzhir nya.'

 Kesimpulannya, (makna) setan dibelenggu adalah bersifat hakiki, (nyata), Allah yang lebih mengetahui tentang hal tersebut. dan hal itu tidak harus berarti bahwa kejelekan dan kemaksiatan tidak terjadi diantara manusia.

Berikut ini 10 jenis setan yang dibelenggu pada bulan Ramadhan

  1. Iblis laknatullah itu sendiri
  2. Zalitun (anak Iblis), pakar dalam hal menggoda manusia ke arah sifat membazir dan bakhil.
  3. Wathiin, pendorong manusia berprasangka buruk dan putus asa terhadap Allah.
  4. A'awan, yang ditugaskan khas dalam menggoda raja / pemimpin besar supaya bersikap sombong dan takabur serta dzalim terhadap rakyatnya.
  5. Haffah, yang menggoda manusia agar meminum arak/khamr (minuman yang memabukkan).
  6. Murrah, yang melalaikan manusia dari mengingati Allah dengan musik, hiburan, gossip, dan segala benda yang melalaikan.
  7. Masuud, yang membinasakan manusia melalui kata-kata fitnah, gossip, umpatan, dan apa saja yang muncul dari lidah dan mulut.
  8. Daasim, yang merusak rumah tangga manusia  dan menggoda ke arah zina dan maksiat.
  9. Walaahan, yang suka menimbulkan rasa was-was dalam diri manusia khususnya ketika berwudhu, shalat, dan menganggu ibadah kita yang lain.
  10. Lakhuus, yang menyesatkan akidah manusia dengan menyembah api, berhala, binatang, dan lain-lain.

Mereka inilah adalah 10 jenis setan yang dirantai di bulan puasa dan dicampak kan ke dalam lubang yang paling dalam dan gelap di laut. Mereka ibarat kerabat diraja Iblis berdarah tulen dan mempunyai kedudukan hiraki tertinggi dalam sistem pemerintahan Iblis.
Mereka diberi umur yang panjang sehingga akhirat dan dibawah mereka ada tentara jin dan setan yang bertugas  untuk menyesatkan manusia. Bila mereka dirantai, anak buahnya masih bisa bebas di bulan puasa tetapi hilang arah dan tujuan seketika karena tidak ada ketuanya.
Wallahua'lam.

Sumber: Majalah HIKMAH